Punokawanmerupakan bagian dari dunia wayang yang hanya ada di Indonesia, karena di dalam cerita asli pewayangan di India tidak ada tokoh Punokawan. Sedangkan kesenian wayang sendiri sudah ada sejak sebelum kesenian Hindu masuk ke Indonesia dan melekat begitu kuat dalam kesenian Jawa. Asal usul kesenian wayang adalah kesenian yang mula-mula sekali diciptakan Minggu, 19/02/2017 1412 WIBMinggu, 04/02/2018 0227 WIBoleh – Bertempat di alun-alun Majalengka puluhan tokoh seniman, budayawan, praktisi, dan komunitas mengikuti Pengajian Budaya yang bertemakan Mesek Makna Jimat Kalimasada Mengupas Makna Jimat Kalimasada. Ki dalang Momon Sukirman wayang ajen/wayang golekmenuturkan Jimat layang jamus kalimasada merupakan pondasi dasar yang menjadi pijakan setiap manusia. Makna dari Jimat kalimasada adalah Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah Kalimat Syahadat. Jika dasar ini diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan maka kita akan selamat dunia akhirat. “Jimat kalimasada ini bukan hanya menjadi pegangan saja tetapi juga harus diamalkan. Tidak hanya individu saja mengamalkannya tapi Negara juga harus mengamalkan jimat kalimasada ini supaya tercipta Negara yang makmur, bagja raharja,”kata dia, Minggu 19/02. Budayawan yang juga praktisi pendidikan Rahmat Iskandar menerangkan kata Jimat kalimsada ada dalam cerita Bratayuda. Pada saat Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga ketika menyebarkan islam di tanah jawa menyampaikan syiar islam melalui media wayang beber. “Melalui media wayang beber tersebut dimasukan ajaran islam yang salah satunya kata Jimat kalimasada. Dengan cara itu banyak masyarakat yang masuk agama Islam setelah mengetahui lebih dalam makna Jimat Kalimsada,” ungkap dia. Ustd Agung WisnuWardhana menyampaikan selepas Demak berdiri sebagai kesultanan Islam, Sunan Kalijaga membuat lakon-lakon wayang yang tak ada dalam kitab Mahabarata. Sunan Kali Jaga melakukan ini untuk memasukkan unsur Islam dalam budaya sebagai cara untuk berdakwah. Salah satu lakon penting adalah tentang Jimat Kalimasada atau di Sunda sering di sebut Layang Jamus Kalimasada, dan kalo di Jawa sering disebut Serat Jamus Kalimosodo. “Kalimasada adalah berasal dari Kalimat Syahadat Aku bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali hanya Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jimat Kalimasada ini apabila “diagem” dipake / diyakini /diimani kemudian diimplementasikan aturan yang terpancar darinya. Maka akan menjadikan diri, komunitas, masyarakat dan negara menjadi hebat dan kuat. Bila dilaksanakan untuk menata masyarakat dan negara maka akan menjadikannya gemah ripah loh jinawi, tata tentrem, kerta raharja, baldatun thoyyibatun waroffun ghofur,” tutur dia. Acara Pengajian budaya ini dipandu oleh Vedi Sumantri Seniman Kota Majalengka, di isi dengan penampilan music acoustik oleh Iman Sabumi Seniman, Pementasan wayang golek oleh Ki dalang Momon Sukirman, Sajak oleh Gan Oom Somara De Uci Budayawan, pemaparan materi oleh Rahmat Iskandar Budayawan/Praktisi, Agung Wisnuwardhana aktivis Hizbut Tahrir Indonesia, dan diskusi. Abduh DzikirPernapasan Asma’ulhusna Cara Kedua. Setelah sholat lima waktu, duduk bersila, kemudian baca Istighfar 99x atau 100x, Tasbih (Subhanallah), Tahmid (Alhamdulillah) dan Takbir (Allahuakbar) masing masing sebanyak 99 atau 100x , menggunakan alat bantu biji tasbih 33×3 yang banyak didapat dipasaran. Tarik napas perlahan lahan sambil

Skip to content Di kepala banyak orang sudah sangat penuh dengan modernisasi teknologi ala barat yang sesungguhnya sangat primitif, sehingga hal yang sangat tabu untuk membicarakan jimat atau sesuatu yang ghaib yang tidak nampak dan tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Orang modern menggunakan kacamata materialistik untuk melihat kebenaran, sehingga terjebak dalam lingkar kepala, tanpa sadar dirinya memiliki teknologi super duper canggih dalam bentuk bathin. kebenaran bagi mereka adalah sesuatu yang tampak dan ilmiah. maka begitu mendengar kata Khasiat Jimat Kalimasada atau pusaka, Ramai ramai langsung menjustifikasi Syirik mitos dan lain sebagainya. Kita percaya pada kekuatan signal provider untuk menyampaikan pesan, kita percaya dan sangat percaya pada kekuatan Obat sebagai alat penyembuh Penyakit, tapi kita memandang sebelah mata pada teknologi leluhur yang sanggup berkomunikasi satu sama lain tanpa menggunakan alat, bahkan melakukan perjalanan jauh tanpa pesawat. kita berteriak mengutuk sesuatu yang ghaib hanya karena tidak tampak. begitu mendengar kata jimat dengan lantang kita mengatakan “syirik! kekuatan hanya milik allah”. tapi begitu menggunakan gadget atau meminum obat, kita lupa bahwa itu juga sejatinya allah yang memberi kekuatan. kita membenarkan dan menyalahkan hanya karena tampak dan tidak tampak. dimana keadilan kita sebagai manusia? PASARAN PREDIKSI MBAH JITU TOP 2D KLIK PASARAN SYDNEY 83 85 89 80 93 95 90 03 05 09 SELENGKAPNYA PASARAN COLOMBO 40 49 48 47 70 79 78 90 98 97 SELENGKAPNYA PASARAN SCOTLAND 48 49 45 41 98 95 91 18 19 15 SELENGKAPNYA PASARAN SINGAPORE 30 34 39 38 90 94 98 80 84 89 SELENGKAPNYA PASARAN JAMAICA 54 53 56 57 64 63 67 74 73 76 SELENGKAPNYA PASARAN UGANDA 69 61 64 67 49 41 47 79 74 71 SELENGKAPNYA PASARAN HONGKONG 97 93 92 94 27 23 24 47 43 42 SELENGKAPNYA PASARAN KENYA 73 76 78 83 86 87 43 46 48 47 SELENGKAPNYA PASARAN SLOVAKIA 80 83 86 89 30 36 39 60 63 69 SELENGKAPNYA Khasiat Jimat Kalimasada/ kalimosodo atau jamus kalimosodo adalah pusaka yang digambarkan oleh kanjeng sunan kalijaga. berupa ilmu bathin yang diwariskan leluhur kita, bahkan di praktekkan oleh baginda dalam bentuk mukjizat. dan di persembahkan oleh para wali dalam bentuk karomah atau keramat. teknologi super canggih yang pernah meluluh lantakan pertahanan penjajah. dahulu, kyai abbas buntet yang terkenal dengan “Panglima 10 November” menghanguskan kapal kapal penjajah hanya dengan sandal bakiak nya, juga pangeran diponegoro yang memukul mundur penjajah dengan menancapkan kerisnya. bahkan ditangan sunan kalijogo, air putih menjadi obat segala penyakit, tak perlu repot repot menggunakan kendaraan untuk sampai ke mekkah, cukup sampan kecil yang digunakan untuk menyebrang sungai, dan dalam hitungan detik mereka sudah sampai di mekkah. bukti betapa canggihnya teknologi nenek moyang kita, dan betapa primitifnya teknologi barat yang saat ini di gembar gemborkan sebagai suatu kecanggihan. Khasiat Jimat Kalimasada adalah racikan “teknologi” tingkat tinggi yang bermodal kepasrahan dan berbahan baku keyakinan yang kuat bahwa tidak ada kekuatan kecuali kekuatan allah, cara pemakainya dengan menggunakan doa doa atau wirid yang bersumber dari kemurnian hati yang di landasi dengan keterikatan bathin dengan tuhan sang pencipta. seseorang yang berada pada puncak kepasrahan akan keyakinan hakiki maka akan melahirkan “sirr”. dan dari sirr itulah bisa diolah dengan bathin dan bisa di transferkan energi ke benda benda atau apa saja, sehingga akan memiliki kekuatan magis luar biasa yang bersumber dari kekuatan tuhan. jimat kalimosodo adalah manifestasi dari kalimat syahadat yang mempunyai “kekuatan allah” secara mutlak. lahir dari proses kesaksian akan syahadatain. siapa yang berpegang teguh pada kekuatan allah, tak satupun kekuatan yang akan menandinginya. Post navigation

Sesudahdi sabda oleh beliau, berkat kesaktian Sunan Kudus, tampah yang ditumpangi Ki Ageng Kedu itupun meluncur ke bawah hingga jatuh ke tanah yang becek (bhs. Jawa : ngecember), sehingga tempat tersebut kemudian dinamakan Jember seperti ; Jimat Kalimasada, Dewi Ruci, Petruk Jadi Raja, Wahyu Widayat dan lain-lain.
Nusantara pedia menghadirkan peribahasa jawa ke 15 berserta maknanya. Peribahasa Jawa biasa digunakan oleh orang tua dalam menasihati anak-anaknya, juga dalam memberi sindiran ataupun teguran kepada seseorang. Bentuk peribahasa Jawa memang sedikit ringkas dan mudah dihafalkan, tetapi memiliki makna yang padat, serta gaya penyampaiannya kadang langsung menusuk ke hati. Berikut di bawah ini kami berikan kumpulan peribahasa Jawa dan artinya, lengkap dengan maknanya. 1. Kebo nusu gudel kerbau menyusu pada anaknya, artinya orang tua yang minta diajari oleh orang yang lebih muda. 2. Kakehan gludug kurang udan terlalu banyak petir kurang/tidak hujan, artinya terlalu banyak bicara namun tak ada bukti. 3. Cecak nguntal cagak cicak makan tiang, artinya cita-cita yang tidak mungkin bisa diraih karena tidak sesuai dengan kekuatannya. 4. Asu rebutan balung anjing berebut tulang, artinya berdebat pada hal yang sepele dan tak ada yang mau mengalah. 5. Mburu uceng kelangan deleg mengejar ikan kecil kehilangan ikan besar, artinya mengejar barang sedikit tapi kehilangan barang banyak. 6. Baladewa ilang gapite, wayang kulit baladewa kehilangan penjepit-pegangannya, artinya segala kegalakan, kegagahan, kegarangannya hilang dan tidak berarti lagi.
Eeetunggu dulu Kang. Tidak mungkin. Kesaktian mereka kan sudah luntur. Sebab mereka ndak pernah tirakatan. Kerjanya ya Cuma suting pelm, makan, tidur dan berkembang biak. Sudah-sudah. Begini raden. Sebetulnya jimat kalimasada sedang di bawa Romo Semar kelangit sap tujuh. Dan kami pun tidak diajak kesana. Karena memang tidak ada manusia

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kisah Jimat KalimasadaPada jaman dahulu yang namanya jimat selalu diperebutkan dan selalu berusaha untuk bisa mendapatkannya walau penuh dengan perjuangan dan melakukan kekerasan demi mendapatkan jimat yang bisa digunakan untuk kekebalan dan kesaktian diri orang yang memiliki jimat tersebut. Salah satu yang diperebutkan dalam dongeng ini adalah jimat pemilik Jimat kalimasada adalah Prabu Darmakusuma, salah satu anggota keluarga diperoleh dari Mbah buyutnya yang bernama ini sangat ampuh karena bisa digunakan apa saja sesuai kemauan pemiliknya. Sehingga jimat kalimasada jadi rebutan para pemimpin seorang yang ingin memiliki kesaktian yang luar biasa. Dia adalah Dewa Serani. Dewa Serani ingin menguasai dunia, maka dia bertanya pada ibunya Betari Durga istri Betara KalaBagaimana agar bisa menguasai dunia? Ibunya memberi saran agar dia memiliki jimat pemilik jimat itu ibu tanya Dewa Serani pada adalah Prabu Darmakusuma, saudara tertua Pandawa hari Dewa Serani berhasil mencuri Jimat Kalimasada tersebut, tapi berkat ketangkasan Arjuna salah satu dari satria Pandawa, jimat itu berhasil direbut ada apa dibalik dongeng zaman kerajaan Demak ini menurut ajaran Islam? Ternyata yang dimaksud jimat itu adalah “Azimah” yang artinya sesuatu yang bertuah atau sakti. Sedangkan “sada” kependekan dari syahadat. Jadi yang dimaksud Jimat Kalimasada itu adalah Azimat Kalimat Syahadat. Yaitu rukun Islam yang pertama. Mengucapkan kalimat sebabnya orang yang ingin hidupnya tentram, aman dan bahagia dunia akherat, terhindar dari godaan setan dan jin, mereka harus masuk Islam. Karena syahadat adalah rukun Islam yang lima digambarkan sebagai rukun Islam yang jumlahnya ada lima. Siapa saja mereka itu? Yang pertama adalah Prabu Darmakusuma atau disebut juga sebagai Yudistira yang digambarkan dalam wayang kulit dibagian kepalanya memakai ikat atau sumping yang bertulisana Kalimat syahadat. “ Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan/Rasul Allah”Sedangkan yang nomer dua Sena atau Werkudara, mengenakan gelang supit urang, wajahnya menunduk ke bawah yang menggambarkan orang yang sedang sholat. Bila pekerjaannya belum selesai dia tidak akan melayani orang lain. Itulah gambaran orang yang sedang sholat, bila belum selesai tidak boleh membatalkannya hanya karena urusan yang tidak penting. Werkudara atau Sena punya ajian yang sangat ampuh yaitu Pancanaka. Lima kekuatan yang diperoleh karena kekhusukannya dalam sholat. Artinya bila sholat dilakukan dengan baik maka kita akan menjadi manusia yang Janaka atau Arjuna atau juga disebutPermadi, punya jiwa yang tguh karena senang bertapa atau berpuasa. Yaitu rukun Islam yang ketiga. Dengan puasa manusia akan punya hati yang bersih dan jiwanya kuat menghadapi ujian dan godaan yang sering datang silih berganti. Selain itu wajah orang yang sering puasa itu juga berseri seri dan terlihat bagaimana dengan rukun Islam yang ke empatdan ke lima? Ternyata rukun ini digambarkan oleh tokoh Pandawa yang lain yaitu Nakula dan Sadewa. Dua satria ini senang bekerja berpenampilan necis. Karena giat bekerja otomatis mereka sangat kaya. Mereka tidak pelit membayar zakat. Sebagai rukun Islam yang ke kekayaaannya mereka sadar dan merasa mampu untuk menunaikan ibadah haji sebagai rukun Islam yang ke gambaran dari Pandawa Lima menurut versi kerajaan Demak yang menyebarkan Agama Islam dengan pendekatan wayang yang ada di pulau dengan tokoh yang ingin mencuri jimat Kalimasada? Dewa Serani adalah masuk dalam kelompok kafir yang tidak mengakui adanya rukun Islam. Karena Dewa Serani adalah putra dari Batara Kala yang selalu bersifat jahat dan ingin merusak tatanan yang sudah dongeng singkat tentang Jimat Kalimasada yang selalu diperebutkan oleh tokoh perwayangan pada jaman dahulu. Ini merupakan salah satu cara agar dengan mudah ajaran agama Islam bisa diterima oleh masyarakat yang suka kesenian wayang. Sambil menikmati kesenian wayang tanpa terasa hatinya disentuh agar bisa menerima kebenaran yang diajarkan oleh Islam. Tanpa adanya pertumpahan darah Lihat Puisi Selengkapnya

Kononpemilik Jimat kalimasada adalah Prabu Darmakusuma, salah satu anggota keluarga Pandawa.Yang diperoleh dari Mbah buyutnya yang bernama Palarasa.Jimat ini sangat ampuh karena bisa digunakan apa saja sesuai kemauan pemiliknya. Sehingga jimat kalimasada jadi rebutan para pemimpin dunia. Ada seorang yang ingin memiliki kesaktian yang luar biasa.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Geger RUU, mengingatkan kembali kisah cerita budaya wayang jawa tentang buku kitab jimat kalimasada. Pusaka vital negeri amarta ini dalam kisah pedalangan jawa digambarkan sebagai pusaka ampuh "ruh kehidupan " bagi seluruh negeri amarta diraja. Jimat kalimasada ini dikisahkan sebagai pusaka tetapi tidak berwujud pusaka yang secara lahiriah berbentuk senjata "wesi aji" melainkan kitab kehidupan yang menjadi penuntun laku seluruh negeri amarta. Beberapa literatur pewayangan dan gaya pedalangan kadang menyebutkan juga dengan nama "jamus kalimosodo". Kewibawaan sang pusaka jimat kalimasada juga kadang digambarkan para dalang dengan ilustrasi sikap tubuh tetumbuhan yang "tumelung" atau melengkung sebagai simbol rasa hormat dan kepatuhan yang mendalam sekaligus sikap pasrah jiwa yang tinggi terhadap pusaka jimas kalimasada. Digambarkan pula tak ada burung satu pun yang berani terbang di atas singgasana raja amarta, karena siapa berani mencoba melawan "perbawa" wibawa jimat kalimasada bakal "jungkel luntak ludiro sirno margolayu" mati terjungkal muntah darah seketika. Begitu ampuhnya jamus kalimasada ini, bahkan juga digambarkan mampu menguji integritas keagungan dan kemuliaan budi para kesatria pandawa. Ketika para kesatria pandawa, terpikat oleh hawa nafsu, angkara murka, dan lalai berpegang pada kebajikan dan keluhuran budi, jimat kalimasada mampu "meninggalkan isi esensial keampuhannya" lalu megembara menguji dan menyadarkan kembali para kesatria pandawa di jalan benar dan lurus sebagai negeri yang berbudi bawa laksana. Jimas Kalimasada adalah undang-undang kehidupan negeri amarta yang adiluhung dan sakti mengayomi kedamaian, ketenteraman, keagungan dan kemuliaan negerinya. Jimas kalimasada adalah produk perundangan yang lahir dari proses "semede topo broto", prihatin, bekerja keras, membangun kemaslahatan seluruh negeri. Jimas Kalimasada, adalah perundangan yang integratif mengalir menjadi darah putih setiap satria amarta diraja, dan karena itulah kesaktian dan keampuhannya tidak pernah ada cerita wayang yang mampu menampilkan kekalahan dari jimat kalimasada apa keterkaitannya dengan geger RUU yang saat ini sedang memanas di negeri tercinta ? Kisruh tolak menolak RUU yang saat ini sedang bergejolak, bisa saja dianalogikan sebagai pembanding tentang "ruh undang-undang" yang secara hakiki memang menjadi miliki kehidupan semua masyarakat Indonesia. Undang-undang yang lahir dari pengkajian secara mendalam, dan memang menjadi "aliran darah" kehidupan, sumber acuan kehidupan berbangsa, dan memang memiliki kemaslahatan kemanfaatan, yang terproses melalui "semedi" para penggagas undang-undang mestinya dan tentunya tidak akan memunculkan pergolakan-pergolakan sebagai simbol penolakan dan sikap anti pati para kesatria pandawa terpikat ulah picik pandito durno, dalam kisah pewayangan, jimat kalimasada kemudian "keluar dari isi jamus" lalu mengembara "malik sukma" atau berubah wujud menjadi begawan atas angin yang tiba-tiba menjadi pejuang kebenaran dan menghancurkan kemunafikan dan keangkaramurkaan para satria astina pimpinan pandito durno dan membelalakkan para satria amarta yang lalai terpikat kepentingan sesaat bujukan pandito durno dan gerombolannya. Gambaran kisah pewayangan ini bisa saja menjadi belah cermin, bahwa produk undang-undang adalah jiwa kehidupan yang harus disusun dibuat dengan tidak setitik kata pun yang lahir dari jiwa keburukan. Apalagi yang disusun berlandaskan kepentingan golongan, kepentingan kekuasaan, kepentingan sesaat, sebagai bumper perkasa yang dipergunakan untuk menghantam dan memberangus setiap gerak yang dianggap mengganggu kepentingan dan kenyamanannya. Produk undang-undang seperti ini jauh dari kemaslahatan kemanfaatan melainkan justru menjadi bentuk kemudaratan yang tidak konstruktif bagi kehidupan berbangsa dan seperti halnya kisah pusaka jimat kalimasada, diproses, melalui "semedi topo broto" prihatin, bertapa untuk mendapatkan petunjuk dan wahyu ilahi sebagai sumber kekuatan dan kesaktian undang-undang itu sendiri. Sebab, undang-undang adalah acuan untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sama seperti jamus kalimosod di negeri amarta diraja yang menjadi panutan kehidupan seluruh bangsanya. Disinilah maka memang lalu memunculkan banyak tanya, bagaimana mungkin akan melahirkan undang-undang yang merupakan jiwa kehidupan berbangsa dan bernegara bila mana prosesnya penuh dengan sikap ketergesaan, tidak terkaji secara mendalam, dan terkesan sekedar mengejar target belaka ? Apalagi maaf dan maaf, kadang kadang juga ada tanya, bagaimana kalau para penggagas undang-undang itu sendiri yang proses hadirnya sebgai legislator tidak semua mulus merupakan wakil rakyat sesungguhnya ? 1 2 Lihat Politik Selengkapnya
PusakaJamus Kalimasada pemberian Batara Darma untuk Yudistira saat menjabat raja di Amarta. Sebuah pusaka tiada tara kesaktiannya. Putut, 2. Manuksma, 3. Jimat, 4. Deres. TOKOH-TOKOH RESI •Anoman Anoman atau Hanoman merupakan putra Dewi Anjani. Sebagai putra dari Batara Bayu, serta putra angkat dari Batara Guru. Jnana- mengetahui
Kalimat Syahadat - Sumber gambar – Jimat Kalimosodo atau Kalimasada yang dalam cerita pewayangan Baratayudha sering disebut dengan istilah Jamus Kalimosodo adalah pusaka milik Prabu Puntodewo atau Prabu Yudhistira Samiaji dari Kerajaan Amarta yang juga merupakan pemimpin Pendowo/Pandawa. Prabu Yudhistira diceritakan selalu menang dalam peperangan dan akhirnya masuk Surga tanpa kematian. Pandawa 5 sendiri merupakan perlambang dari 5 rukun Islam, yaitu 1. Yudhistira dengan pusaka andalannya Jamus Kalimosodo melambangkan rukun Islam yang pertama yaitu Syahadat. 2. Werkudoro yang selalu berdiri dan memiliki pusaka Kuku Pancanoko merupakan simbol dari rukun Islam yang kedua, yaitu Sholat wajib 5 waktu. 3. Arjuna yang memiliki paras tampan dan digandrungi banyak wanita merupakan simbol rukun Islam yang ke 3, yaitu Puasa Ramadhan. 4. Nakula merupan simbol dari rukun Islam yang ke 4, yaitu zakat. 5. Sadewa merupakan simbol dari rukun Islam yang ke 5, yaitu LimaJamus Kalimosodo merupakan suatu jamus/surat yang terdapat tulisan tentang pengertian/kawruh, “Barang siapa mendapatkan kawruh ini maka ia akan menjadi Raja atau memiliki kekuasaan yang besar”. Dalam cerita pewayangan, Jamus Kalimosodo adalah pusaka yang berwujud kitab, dan merupakan benda yang dikeramatkan di Kerajaan Amarta yang merupakan warisan dari Kyai Semar. Jamus Kalimosodo/Kalimasada adalah pusaka untuk menangkal kesengsaraan, bebendu atau hukuman dari TUHAN. Jimat ini diwahyukan kepada Pendawa Lima dan diteruskan kepada para puteranya. Jadi, para putera Pendawa Lima merupakan pralampita pengejawantahan dari panca indera Manusia yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit serta anggota badan lainnya. - Yang pertama adalah Sang Pretiwindya putera dari Prabu Yudhistira sebagai perlambang indera penglihatan. - Yang kedua adalah Sang Sutasoma, putera Sang Werkudara sebagai perlambang dari indera penciuman. - Yang ketiga adalah Sang Sutakirti putera Sang Arjuna sebagai perlambang indera pendengaran. - Yang keempat adalah putera Raden Nakula yaitu Sang Satanika sebagai perlambang lidah indera perasa - Yang kelima adalah Sang Srutakarma putera dari Raden Sadewa sebagai perlambang kulit dan seluruh anggota badan yang juga sebagai indera perasa. Kelima putera tersebut dari satu isteri Pendawa Lima yaitu Dewi Drupadi sebagai wujud retasan dari Yang Maha Kuasa Purbawisesaning gesang. Intisari dari cerita tersebut yakni asal muasal panca indera tidak lain adalah dari wujud ciptaan Sang Khaliq/Tuhan Yang Maha Kuasa/Sang Hyang Wenang/Gusti Kang Maha Wisesa. Tetapi Sang Werkudoro dari isteri Dewi Arimbi kemudian dikaruniai putera bernama Gatut Kaca sebagai perlambang dari pamicara. Secara syariat Pamicara atau berbicara menggunakan bahasa Manusia merupakan hasil karya peradaban Manusia, karena Purbawasesaning gesang hanya menciptakan suara untuk makhluk-NYA, tidak menciptakan bahasa untuk Manusia. Tapi secara hakikat, semua yang ada didunia ini, termasuk Manusia dengan segala kecerdasan intelektualnya adalah mutlak merupakan karya TUHAN. Manusia hanyalah wayang yang memerankan cerita Sang Dalang TUHAN. Bahasa/bicara/wicara merupakan hasil karya peradaban Manusia, sehingga Gatut Kaca bukan menjadi putera Werkudara dengan Dewi Drupadi, tetapi dengan Dewi Arimbi. Sang Werkudara sendiri merupakan perlambang hawa atau udara, maka Gatut Kaca adalah putera Werkudara dengan Dewi Arimbi, bukan dengan Dewi Drupadi. Artinya, bahwa nafas dan suara asalnya dari hawa atau udara. Maka jika mulut dibungkam dan hidung ditutup pasti tidak akan bisa bicara. Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, wayang dijadikan alat untuk penyebaran agama Islam oleh Kanjeng Sunan Kalijogo dengan memasukkan unsur-unsur Islam didalam kandungan cerita Mahabharata, contohnya Puntodewo atau Yudistira sebagai Raja di Kerajaan Amartapura memiliki jimat yang bernama "Jamus Kalimasodo" yang merupakan pegangan atau lambang keunggulan sebagai seorang Raja dan merupakan pusaka yang paling sakti di antara pusaka-pusaka juga 9 Keris pusaka paling sakti dan paling dicari ditanah Jawa Kalimosodo atau Kalimasada adalah kependekan dari "Kalimat Syahadat" yang merupakan rukun Islam pertama sebagai pengakuam seorang muslim bahwa "Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah". Kanjeng Sunan Kalijogo memang memiliki kecerdasan luar bisa sehingga mampu memasukkan nilai-nilai ajaran agama Islam kedalam tradisi dan kebudayaan yang sudah melekat dalam masyarakat Jawa, termasuk ke dalam cerita pewayangan Baratayudha yang sebetulnya merupakan produk dari budaya juga Keris dan Wayang Kulit adalah media dakwah Sunan Kalijaga yang syarat makna spiritual Ini adalah kepandaian dari Walisongo untuk meng-Islamkan masyarakat Jawa yang pada saat itu mayoritas masih beragama Hindu. Dalam hal seberapa besar Islam betul-betul secara efektif memiliki pengaruh yang besar dalam wayang purwo atau wayang kulit, masyarakat Islam masih banyak meragukan hal itu. Bahkan ada sebagian masyarakat Islam yang mengharamkan wayang purwo atau wayang kulit yang jelas masih memiliki nafas Hindu atau Jawa yang justru lebih menonjol dibandingkan dengan nafas Islamnya, terlepas dari kenyataan bahwa wayang purwo atau wayang kulit masih tetap digemari oleh masyarakat Jawa yang Islam maupun yang bukan Islam. Tentu saja orang-orang yang beranggapan bahwa wayang kulit itu haram adalah mereka yang tidak memahami akan makna dari cerita pewayangan dan semua karakter tokoh-tokoh didalamnya yang semuanya sebetulnya memiliki makna yang sangat kental dengan ajaran Islam. Bukan hanya wayang saja, bahkan Keris yang selama ini di anggap sebagai benda klenik sebetulnya juga memiliki filosofi yang kental dengan ajaran Islam, hanya saja semuanya dibuat tersirat dan hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang telah matang secara juga Filosofi Keris Pandawa Cinarita sebagai tuntunan hidup Di kalangan masyarakat Jawa sendiri ada yang menginterpretasikan Kalimasada/Kalimosodo sebagai singkatan dari dua kalimah syahadat, dan ada juga yang menginterpretasikan sebagai lahirnya Pancasila. Ada yang menginterpretasikan bahwa tokoh pewayangan Pandawa Lima itu salah, tentunya anggapan tersebut tidak bisa dibenarkan dan tidak juga bisa disalahkan karena cara pandang setiap orang tidaklah sama. Yang terpenting adalah jangan sampai kita kehilangan isi/makna dari Jamus Kalimosodo tersebut. Sebagai orang Jawa yang mendapatkan warisan dari leluhur berupa karya-karya adiluhung, maka seyogyanya kita bisa memaknainya dengan baik. Pengertian Jamus Kalimosodo secara singkat adalah Kalimasodo Kalimo usodo atau jajampi wari gangsal, yaitu bisa dimaknai lima macam obat atau lima macam tindakan lelampahan gangsal yang harus dilakukan setiap orang agar mendapatkan keselamatan didunia dan di akhirat kawilujengan. Lima macam tindakan tersebut, antara lain 1. Suci Setia dan jujur. 2. Sentausa Adil paramarta dan bertanggung jawab. 3. Kebenaran Sabar, belas kasih dan rendah hati. 4. Pintar/kepandaian Pandai ilmu, pandai mengenakkan hati sesama, dan pandai meredam hawa nafsu. 5. Kesusilaan Selalu mengedepankan sopan-santun dan teguh memegang tatakrama. Langkah kelima perkara tersebut tidak boleh diabaikan salah satunya. Jadi harus dilakukan serempak bersama-sama, atau dalam istilah Jawa disebut “ayam kapenang”. Sebutan ayam kapenang tersebut kemudian digunakan sebagai paugeran atau patokan yang menjadi petunjuk hidup. Dalam cerita pewayangan, ayam kapenang menjadi perwujudan dari watak masing-masing Ksatria Pendawa Lima, sehingga kemudian disebut sebagai ayam kapenang yang artinya telur ayam sepetarangan, yang mengandung maksud “pecah satu maka akan pecah semua”. Istilah tersebut untuk membahasakan sikap guyub rukunnya para Ksatria Pendawa Lima dalam tali persaudaraan, jika ada salah satu yang yang tersakiti maka yang lain pasti akan membelanya. Langkah lima perkara tersebut harus dijalankan bersama-sama, jika salah satunya tidak jalan maka akan mengalami kegagalan. Seumpama, meskipun sudah menjalankan kesetiaan, kesentausaan, kepandaian, dan kesusilaan, tetapi buta akan kebenaran pasti tidak akan bisa menjadi Manungso pinunjul/Manusia yang unggul. Jika kebenaran dilupakan, itu artinya tidak memahami akan benar salahnya tindakan, perbuatan, dan pekerjaan. Itu artinya, kesetiaan dan kesentausaannya hanya untuk mendukung kepada perbuatan, tindakan, pekerjaan yang tidak benar. Kepandaian dan kesusilaannya juga hanya untuk membodohi minteri orang lain. Perbuatan demikian yang menjadikan musabab menganggap enteng segala bahaya dan resiko yang tidak bisa ditolak hanya dengan doa, tapi justru sebaliknya, akan menyebabkannya jatuh dalam duka dan kesengsaraan. Kalimasodo juga bisa bermakna limo usodo atau lima obat yang memiliki maksud “Tombo ati iku ono limang perkoro”, artinya obat hati itu ada 5 macam, yaitu 1. Sholat wengi lakonono Lakukanlah Sholat malam. 2. Moco Qur’an sak maknane Membaca Al-Qur’an dan maknanya. 3. Dzikir wengi engkang sue Dzikir malam yang lama. 4. Weteng iro wani luwe Berani lapar puasa. 5. Wong kang sholeh kumpulono Berkumpulah dengan orang-orang sholeh. Kalimasada terdiri dari beberapa bagian, yaitu Ka = huruf atau pengejaan Ka, Lima = angka 5, Sada/sodo = lidi atau tulang daun kelapa yang di artikan selalu menjadi kelima ini haruslah utuh selalu 5. Kelima unsur Kalimasada teridiri dari 1. Ka Donyan Keduniawian “Ojo ngoyo dateng dunyo”, yang artinya jangan mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawian. Urusan kebutuhan duniawi memang perlu di upayakan, tapi jangan terlalu diutamakan. 2. Ka Kewanan sifat binatang “Ojo tumindak kaya dene Kewan”, yang artinya jangan berbuat atau bertindak seperti hewan, cotonya tindakan asusila, amoral, tidak beretika, dan tindakan-tindakan lainnya yang melanggar norma. 3. Ka Robanan “Ojo ngumbar howo napsu”, yang artinya jangan mengumbar hawa nafsu, karena untuk bisa menjadi Manusia unggul harus bisa mengendalikan hawa nafsu. 4. Ka Setanan “Ojo tumindak sing duduk samestine”, yang artinya jangan bertindak yang tidak semestinya dan melanggar norma-norma yang ada di masyarakat dan norma agama. 5. Ka Tuhanan “Gusti Alloh iku tan keno kinoyo ngopo nanging ono”, yang artinya Gusti Allah tidak dapat diceritakan secara apapun tapi tetap ada. Pengertian asli dari Jamus Kalimosodo di atas adalah isi murni dari pengertian sebenarnya sebagai simbol rukun Islam pertama, yaitu Kalimat Syahadat. Setiap orang boleh membungkusnya dengan kemasan apapun tetapi jangan sampai kehilangan makna aslinya, karena pengertian di atas merupakan pengertian sebenarnya dari Jamus Kalimusodo beserta penjabarannya. Baca juga Pusaka-pusaka ampuh peninggalan Kerajaan Majapahit Demikian sedikit informasi tentang sejarah dan makna Jimat Kalimasada yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Dunia Spiritual dan Supranatural, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya. Semoga bermanfaat Terima kasih
JIMATKALIMOSODO / JIMAT KALIMASADA / JAMUS KALIMOSODO (jimad dalam diri, dalam jiwa) Kalimosodo atau Kalimasadha dalam Cerita Pewayangan istilah jamus

Tentang Jamus Kalimasada sebenarnya ada beberapa versi. Salah satunya menyebut kalimasada sebagai jamus atau surat sakral berwujud kitab keramat milik Yudhistira, pemimpin para Pandawa. Namun penjabaran kalimosodo yang paling menjadi perhatian adalah versi ajaran Sunan Kalijaga. Asal Usul Jamus Kalimasada Sebagian orang berpendapat, bahwa istilah Kalimasada diciptakan oleh Sunan Kalijaga berdasarkan Kalimat Syahadat. Dalam ajaran Islam sendiri, Kalimat Syahadat berisikan pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Mengingat Sunan Kalijaga menggunakan wayang kulit sebagai media berdakwah, tidak heran bila kemudian istilah kalimasada atau kalimosodo ikut masuk ke dalam cerita pewayangan. Namun ternyata istilah Kalimasada sudah dikenal masyarakat Jawa sejak sebelum kedatangan Islam. Sehingga besar kemungkinan, Sunan Kalijaga memadupadankan istilah ini dengan pemahaman Islam dalam menyebarkan agama. Karena memang Sunan Kalijaga bukan sekedar seorang ulama, tetapi juga budayawan ulung. Sejarah Kalimasada Istilah Kalimasada berasal dari kata Kalimahosaddha, yang ditemukan dalam naskah Kakawin Bharatayuddha. Tepatnya pada tahun 1157 atau sekitar abad kedua belas, di bawah masa pemerintahan Maharaja Jayabhaya, Kerajaan Kediri. Istilah ini dapat dipilah menjadi Kali-Maha-Usaddha, yang artinya adalah obat mujarab Dewi Kali’. Dikisahkan bahwa dalam perang besar antara Pandawa dan Kurawa, panglima Kurawa yang bernama Salya bertempur melawan Yudhistira pada hari kedelapan belas. Yudhistira yang merupakan pemimpin Pandawa melemparkan Kitab Pusaka Kalimasada ke arah Salya. Konon kitab tersebut berubah menjadi tombak dan menembus dada sang panglima. Pusaka Kalimasada atau Jamus Kalimasada menempati peringkat utama di antara pusaka-pusaka Kerajaan Amarta yang lain. Musuh-musuh Pandawa sering berupaya mencuri pusaka tersebut. Namun senantiasa berhasil direbut kembali oleh Yudhistira dan keempat saudaranya. Arti Kalimasada Kata lima’ bermakna angka 5, sedangkan sada’ adalah lidi atau tulang rusuk daun kelapa yang bermakna selalu’. Artinya, kelima hal yang diwakili pusaka kalimodoso haruslah selalu ada dan utuh. Kelima hal atau unsur tersebut adalah Ka-donyan, bermakna keduniawian. Ada istilah aja ngaya dateng donya’ yang artinya jangan mengutamakan hal-hal duniawi. Kebutuhan duniawi boleh dikejar, tetapi tidak boleh diutamakan. Ka-hewanan, bermakna sifat kebinatangan. Artinya manusia tidak boleh bertindak seperti hewan. Harus kenal susila, moral dan etika. Ka-robanan, bermakna hawa nafsu. Artinya manusia jangan sampai memelihara hawa nafsu. Namanya punya hawa nafsu itu manusiawi, tetapi harus bisa dikendalikan. Ka-setanan, bermakna sifat setan. Artinya manusia jangan sampai bertindak gengsi, sombong dan tidak semestinya. Tidak boleh menyesatkan atau berbuat licik. Ka-tuhanan, bermakna kosong. Artinya Tuhan itu ada, sekalipun tidak nampak wujudnya. Tidak bisa diceritakan dengan segala cara, tetapi nyata dan maha kuasa. Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini Bacaan Paling Dicarijamus kalimasadajamus kalimosodokalimosodoJimat kalimosodoKalimasadajimat kalimasadakalimosodo sunan kalijagajimat kalimasada sunan kalijagalayang jamus kalimusadajamuspusoko kalimosodopusaka kalimosodolayang kalimasadakalimasada sunan kalijagaajian kalimasadakitab jamus kalimosodocerita jamus kalimasadakalimasodojamus kalimo sodopusaka kalimasadalayang jamus kalimasadaarti kalimosodojimat kalimo sodokalimasada artinyajimat kalimasodojamus kalimasodolayang kalima sadakalimosodo adalahpengertian jamus kalimosodojamus kalimusadaarti kalimasadasejarah kalimasadacerita wayang jamus kalimasadajimat kaarti layang jamus kalimusadaJamuskalimosodojimat jamus kalimosodokalimusodoJamus layang kalimasadajamuskalimasadaajian jimat kalimosodoilmu kalimosodo sunan kalijagakalima sodoarti jimat kalimasadalayang kalimasada sunan kalijaga

OGGBBZ.
  • 95wgpx23o4.pages.dev/300
  • 95wgpx23o4.pages.dev/162
  • 95wgpx23o4.pages.dev/375
  • 95wgpx23o4.pages.dev/208
  • 95wgpx23o4.pages.dev/230
  • 95wgpx23o4.pages.dev/35
  • 95wgpx23o4.pages.dev/59
  • 95wgpx23o4.pages.dev/354
  • 95wgpx23o4.pages.dev/226
  • 2 kesaktian dari jimat kalimasada